Jumat, 03 Juni 2016

Transformasi Nilai Sastra Habiburrahman di STAI Al Anwar Sarang



Transformasi Nilai Sastra Habiburrahman di STAI Al Anwar Sarang

Sarang - Agenda tahunan STAI Al Anwar yang selalu mengadakan acara-acara besar, Kamis 2 Juni 2016, kembali mengadakan acara yang dahsyat. Acara yang dihadiri oleh banyak peserta kali ini dalam rangka “Sinau Sastra bareng Kang Abik” dalam acara Pekan Pustaka yang dipanitiai oleh pengurus Perpustakaan dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Garda Pena STAI Al Anwar. Acara dengan tema “Transformasi Nilai-Nilai Agama Dalam Dunia Sastra”, dengan narasumber KH. Habiburrahman El Shirazy, novelis nomor satu di Indonesia dengan karya monumentalnya “Ayat-Ayat Cinta” sebuah novel Pembangun Jiwa.
Acara ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa STAI Al Anwar lebih semangat lagi dalam membaca dan berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, seminggu sebelum hari H nya, panitia mengadakan lomba menulis untuk mahasiswa, seperti membuat review, resume, sinopsis, dan lainnya. Lomba tersebut disyaratkan harus merupakan buku koleksi dari perpustakaan kampus.
“Acara ini kami buat untuk menambah minat baca para mahasiswa dan minat untuk berkunjung keperpustakaan. Oleh karena itu untuk menambah semangat mereka, seminggu sebelum hari H kami juga mengadakan lomba yang berkaitan dengan tujuan kami, seperti lomba review, resume, sinopsis, dan lainnya, dengan syarat buku yang digunakan untuk lomba adalah koleksi dari perpustakaan kampus.” Ujar Umi Hashunah S.IP selaku kepala perpustakaan STAI AL ANWAR.
Selain itu, menurut Dr. KH. Abdul Ghofur Maimun selaku rektor STAI Al Anwar mengatakan bahwa saat ini minat membaca buku di negara Indonesia masih sangat lemah.
Tujuan dilaksanakannya acara pekan pustaka ini adalah untuk meningkatkan minat dan kualitas membaca para mahasiswa. Hal ini dikarenakan minat membaca buku di negara Indonesia masih sangat lemah.” Ungkap Gus Ghofur, sapaan akrab rektor STAI Al Anwar itu.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa STAI AL ANWAR, tetapi juga banyak perwakilan dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa Madrasah Aliyah (MA) di kabupaten Rembang dan pesantren terdekat,  ditambah lagi mahasiswa-mahasiswa dari Blora yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, sehingga acara ini terlihat semakin megah dan sangat ramai.
“Dalam acara tersebut, kami mengundang semua sekolah tingkat SMA/MA sekabupaten Rembang dan pondok-pondok terdekat. Meskipun dari undangan tersebut tidak semuanya hadir, tetapi perwakilannya sudah bisa ikut meramaikan acara tersebut. Bahkan  mahasiswa-mahasiswa dari Blora juga ikut berpartisipasi dalam acara ini.” Ujar Dadan Kumbara, salah satu panitia dalam acara tersebut.
Sebelum acara seminar sastra tersebut dilakukan, terlebih dahulu pendiri yayasan Pondok Pesantren Al Anwar, KH. Maimoen Zubair atau yang sering dipanggil dengan sebutan mbah Moen, memberikan mauidzah untuk memotivasi santri, selain itu juga memberikan filosofi unik dan lucu terkait ajaran Islam, misal tentang 234 (Jie Sam Soe) yang merupakan bentuk dari rakaat shalat dalam ajaran Islam.
“Orang Islam tidak dikatakan Islam kalau dia tidak tahu 234 (Jie Sam Soe). 234 (Jie Sam Soe) adalah ajaran paling penting dalam Islam, karena dalam melaksanakan shalat lima waktu, rakaat kita kalau tidak Jie (2), Sam (3), ya Soe (4).” Tutur Mbah Moen.
KH. Habiburrahman El Shirazy atau yang akrab disapa dengan sebutan kang Abik, menuturkan bahwa ia sangat senang bisa berkunjung ke STAI Anwar yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al Anwar.
“Saya sudah mengetahui nama pondok ini sejak saya masih kecil. Ketika saya belajar agama di salah satu pesantren, saya banyak mendengar informasi tentang pondok ini, bahkan ketika saya belajar di Mesir, saya juga sering mendengar kabar tentang pondok ini. Saya mempunyai impian untuk bisa datang ke pondok tersebut, dan saya senang karena hari ini impian saya terwujudkan.” Tutur Kang Abik, disela-sela penyampaian materinya.
Terkait dengan sastra, menurut M. Najib Bukhari, selaku narasumber pembuka acara seminar tersebut, sastra merupakan sebuah alat hegemoni. Dalam hal ini bapak Najib Bukhari biasa menggunakan sastra sebagai alat untuk meneliti beberapa film atau novel yang didalamnya mengandung banyak nilai sastra yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
“Sastra itu merupakan alat, yaitu alat hegemoni. Sastra sesungguhnya tidak berkembang dengan bebas nilai. Akan tetapi, sastra ini mempunyai tujuan dan pesan yang dibawa. Saya biasa menggunakan sastra sebagai alat untuk meneliti beberapa film atau novel yang didalamnya mengandung banyak nilai sastra yang mempunyai tujuan. Baik itu bertujuan untuk mendidik ataupun menjajah. Sastra tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, akan tetapi mempunyai misi tertentu yaitu dakwah.” Tutur Bapak Najib Bukhari.
Dalam acara tersebut, kang Abik menjelaskan bahwa sudah seharusnya para santri itu berkarya. Karena sudah lama nilai-nilai Islam dijajah oleh bangsa Barat melalui karya-karya mereka.
“Sudah seharusnya para santri itu berkarya. Sudah lama nilai-nilai Islam dijajah oleh bangsa Barat melalui karya-karya yang mereka buat. Di dalam film maupun novelnya, tanpa disadari ketika kita membacanya, kita akan menjadi pemujanya dan melupakan identitas asli kita. Ulama Mesir, Syekh Muhammad Ghozali mengatakan khudzifatil fikroh man qobla anta’khudzal fikr (Ambillah inisiatif untuk menciptakan ide sebelum engkau dipaksa untuk mengkonsumsi ide dari orang lain).” Jelas kang Abik, saat memotivasi santri.
Tidak hanya memotovasi, dalam acara tersebut kang Abik juga memberikan langkah-langkah untuk menulis novel best seller.
“Nanti saya juga akan memberikan cara-cara agar bisa menulis novel yang best seller, namun terlebih dahulu saya akan menjelaskan tentang pentingnya menulis.” Ucap kang Abik di awal penyampaian materinya.

0 komentar:

Posting Komentar