Transformasi Nilai Sastra Habiburrahman di STAI Al
Anwar Sarang
Sarang - Agenda tahunan STAI Al Anwar yang selalu
mengadakan acara-acara besar, Kamis 2 Juni 2016, kembali mengadakan acara yang
dahsyat. Acara yang dihadiri oleh banyak peserta kali ini dalam rangka “Sinau Sastra
bareng Kang Abik” dalam acara Pekan Pustaka yang dipanitiai oleh pengurus
Perpustakaan dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Garda Pena STAI Al Anwar. Acara
dengan tema “Transformasi Nilai-Nilai Agama Dalam Dunia Sastra”, dengan narasumber
KH. Habiburrahman El Shirazy, novelis nomor satu di Indonesia dengan karya
monumentalnya “Ayat-Ayat Cinta” sebuah novel Pembangun Jiwa.
Acara ini dibuat dengan
tujuan agar mahasiswa STAI Al Anwar lebih semangat lagi dalam membaca dan
berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, seminggu sebelum hari H nya,
panitia mengadakan lomba menulis untuk mahasiswa, seperti membuat review,
resume, sinopsis, dan lainnya. Lomba tersebut disyaratkan harus merupakan buku
koleksi dari perpustakaan kampus.
“Acara ini kami buat untuk menambah minat baca
para mahasiswa dan minat untuk berkunjung keperpustakaan. Oleh karena itu untuk
menambah semangat mereka, seminggu sebelum hari H kami juga mengadakan lomba
yang berkaitan dengan tujuan kami, seperti lomba review, resume, sinopsis,
dan lainnya, dengan syarat
buku yang digunakan untuk lomba adalah koleksi dari perpustakaan kampus.” Ujar
Umi Hashunah S.IP selaku kepala perpustakaan STAI AL ANWAR.
Selain itu, menurut Dr. KH. Abdul Ghofur Maimun
selaku rektor STAI Al Anwar mengatakan bahwa saat ini minat membaca buku
di negara Indonesia masih sangat
lemah.
“Tujuan dilaksanakannya acara pekan pustaka
ini adalah untuk meningkatkan minat dan kualitas membaca para mahasiswa. Hal
ini dikarenakan minat membaca buku di negara Indonesia masih sangat lemah.” Ungkap Gus Ghofur, sapaan akrab rektor STAI Al
Anwar itu.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa STAI
AL ANWAR, tetapi juga banyak perwakilan dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA),
siswa Madrasah Aliyah (MA) di kabupaten Rembang dan pesantren terdekat, ditambah lagi mahasiswa-mahasiswa dari Blora
yang ikut berpartisipasi dalam acara ini, sehingga acara ini terlihat semakin megah
dan sangat ramai.
“Dalam acara tersebut, kami mengundang semua
sekolah tingkat SMA/MA sekabupaten Rembang dan pondok-pondok terdekat. Meskipun
dari undangan tersebut tidak semuanya hadir, tetapi perwakilannya sudah bisa
ikut meramaikan acara tersebut. Bahkan
mahasiswa-mahasiswa dari Blora juga ikut berpartisipasi dalam acara
ini.” Ujar Dadan Kumbara, salah satu panitia dalam acara tersebut.
Sebelum acara seminar sastra tersebut dilakukan,
terlebih dahulu pendiri yayasan Pondok Pesantren Al Anwar, KH. Maimoen Zubair
atau yang sering dipanggil dengan sebutan mbah Moen, memberikan mauidzah untuk
memotivasi santri, selain itu juga memberikan filosofi unik dan lucu terkait
ajaran Islam, misal tentang 234 (Jie Sam Soe) yang merupakan bentuk dari rakaat
shalat dalam ajaran Islam.
“Orang Islam tidak dikatakan Islam kalau dia tidak
tahu 234 (Jie Sam Soe). 234 (Jie Sam Soe) adalah ajaran paling penting dalam
Islam, karena dalam melaksanakan shalat lima waktu, rakaat kita kalau tidak Jie
(2), Sam (3), ya Soe (4).” Tutur Mbah Moen.
KH. Habiburrahman El Shirazy atau yang akrab
disapa dengan sebutan kang Abik, menuturkan bahwa ia sangat senang bisa
berkunjung ke STAI Anwar yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren
Al Anwar.
“Saya sudah mengetahui nama pondok ini sejak saya
masih kecil. Ketika saya belajar agama di salah satu pesantren, saya banyak mendengar
informasi tentang pondok ini, bahkan ketika saya belajar di Mesir, saya juga
sering mendengar kabar tentang pondok ini. Saya mempunyai impian untuk bisa
datang ke pondok tersebut, dan saya senang karena hari ini impian saya
terwujudkan.” Tutur Kang Abik, disela-sela penyampaian materinya.
Terkait dengan sastra, menurut M. Najib Bukhari,
selaku narasumber pembuka acara seminar tersebut, sastra merupakan sebuah alat hegemoni. Dalam hal
ini bapak Najib Bukhari biasa menggunakan sastra sebagai
alat untuk meneliti beberapa film atau novel yang didalamnya mengandung banyak
nilai sastra yang mempunyai tujuan-tujuan
tertentu.
“Sastra itu merupakan alat, yaitu alat hegemoni. Sastra sesungguhnya tidak
berkembang dengan bebas nilai. Akan tetapi, sastra ini mempunyai tujuan dan
pesan yang dibawa. Saya biasa
menggunakan sastra sebagai alat untuk meneliti beberapa film atau novel yang
didalamnya mengandung banyak nilai sastra yang mempunyai tujuan. Baik itu
bertujuan untuk mendidik ataupun menjajah. Sastra
tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, akan tetapi mempunyai misi tertentu
yaitu dakwah.” Tutur Bapak Najib
Bukhari.
Dalam acara tersebut, kang Abik menjelaskan bahwa
sudah seharusnya para santri itu berkarya. Karena sudah lama nilai-nilai Islam
dijajah oleh bangsa Barat melalui karya-karya mereka.
“Sudah seharusnya para santri itu berkarya. Sudah
lama nilai-nilai Islam dijajah oleh bangsa Barat melalui karya-karya yang
mereka buat. Di dalam film maupun novelnya, tanpa disadari ketika kita
membacanya, kita akan menjadi pemujanya dan melupakan identitas asli kita. Ulama Mesir, Syekh
Muhammad Ghozali mengatakan khudzifatil fikroh man qobla anta’khudzal fikr (Ambillah inisiatif untuk
menciptakan ide sebelum engkau dipaksa untuk mengkonsumsi ide dari orang lain).” Jelas kang Abik, saat memotivasi
santri.
Tidak hanya memotovasi, dalam acara tersebut kang
Abik juga memberikan langkah-langkah untuk menulis novel best seller.
“Nanti saya juga akan memberikan cara-cara agar
bisa menulis novel yang best seller, namun terlebih dahulu saya akan
menjelaskan tentang pentingnya menulis.” Ucap kang Abik di awal penyampaian
materinya.
0 komentar:
Posting Komentar