Cambuk Keberuntungan
Oleh : Joko Supriyanto
Apa yang ada dipikiran kalian ketika kalian
melihat seekor sapi pembajak sawah yang dipukul oleh majikannya???
Sebagian dari kita pasti ada yang berpendapat
bahwa majikannya tersebut kejam dan tidak memiliki perikehewanan. Ya,..
dulu saya juga beranggapan seperti itu. Tapi saat diperhatikan dengan seksama,
saya sadar ternyata saya salah. Karena
alasan majikannya atau katakanlah petani tadi memukul sapi tersebut adalah agar
sapi tadi tidak keluar dari jalur yang semestinya.
“aduh,... sakit,....” keluhan itulah yang pasti
akan keluar dari mulut si sapi saat menerima cambukan dari majikannya, andai
dia bisa bicara. Namun apa daya, ia hanya bisa mengatakan rasa sakitnya itu
dalam bahasa sapi,.... “Mooooo,...”.
Dengan atau tanpa kita sadari, ternyata selama ini
banyak dari kita yang bertingkah seperti sapi saat majikan kita yaitu Allah Subḥānahu
wa Ta’āla ingin meluruskan jalan kita dari jalur yang telah Ia tetapkan.
Ketika kita diuji, diberi musibah atau bahkan di adzab
didunia ini, kita sering menyalahkan Allah dan menuduhNya yang bukan-bukan.
Padahal kalau kita tahu, sebenarnya yang dilakukan Allah itu adalah untuk
mengembalikan kita pada jalan yang benar dan untuk menghapuskan dosa yang telah
kita perbuat. Semua manusia pasti pernah melakukan dosa, tidak ada satu pun
yang luput darinya.
Banyak dari kita yang mudah mengeluh saat semua
hal tersebut atau sebagiannya menimpa diri kita. Kita tidak mau berpikir, apa
hikmah atau maksud Allah memberikan hal tersebut kepada kita. Padahal jika kita
mau berpikir, pasti kita akan mengucapkan “Alhamdulillah” atas segala
musibah yang menimpa kita.
Bagaimana bisa seperti itu?? Coba kita pikirkan
bersama-sama. Seandainya saat kita berada dijalur yang salah yang tidak sesuai
dengan tuntunanNya (yang menunjukkan pada jalan kenikmatan), kemudian kita
tidak diingtkan, maka kita tidak akan pernah sadar kalau kita telah salah
jalur,m akibatnya kia akan semakin tersesat, tersesat, dan tidak tahu arah
jalan pulang ke Syurga. Na’udzu billahi min dzālik,..
Dengan berpikir
yang jernih, kita akan tahu bahwa saat kita diberi musibah berupa apapun oleh
Allah Subḥānahu wa Ta’āla, sebenarnya saat itu pula Allah ingin
mengingatkan kita kalau kita telah salah jalan, dan kita harus kembali ke jalan
yang benar. Perlu kita
ketahui, bahwa sebenarnya kita ini penduduk syurga, kita di dunia hanya
berbelanja kebutuhan (amal) untuk kembali ke syurga kelak. Oleh karena
itu Allah juga menunjukkan bagaimana cara kita berbelanja di tempat yang baik
dan benar, serta menunjukkan harus lewat jalan mana agar bisa kembali ke rumah
dengan cepat, yaitu dengan perantara Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa al-Salām.
Oleh karena itu, kalau kita ingin selamat dari jebakan permainan dunia, dan
ingin kembali ke rumah asal, maka daruslah kita mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah
Ṣalla Allah ‘Alayhi wa al-Salām.
Dengan menghidupkan sunnah Rasulullah Ṣalla
Allah ‘Alayhi wa al-Salām, InsyaAllah kita akan selamat dari
jebakan-jebakan tadi, dan kita bisa kembali ke rimah asal kita dengan selamat,
yaitu Jannatu al-Na’īm.
Sekarang terserah
kita, apakah kita mau seperti sapi yang selalu mengeluh saat menerima cambukan,
atau kita ingin seperti manusia yang berakal? Semua tergantung kita, hidup
adalah pilihan. Kalau seandainya ada diantara kita yang tidak selamat dari
jebakan dunia, maka jangan salahkan takdir yang telah ditetapkan, karena Allah
menetapkan takdir tersebut bukan karena Dia asal-asalan, melainkan Dia Maha
Tahu perihal apa yang akan kita pilih nantinya. Jadi,.. pilihlah jalan yang
benar, dan kembalilah ke rumah asalmu agar kamu bisa menikmati fasilitas yang
telah disediakan di sana.
Kita telah
dikaruniai akal untuk berpikir, jadi berpikirlah,.... jangan sia-siakan karunia
tersebut. Dan mulai sekarang,.. “Stop Berkeluh Kesah, Ucapkan Alhamdulillah
Saat Anda Menerima Musibah”. J
0 komentar:
Posting Komentar