Rabu, 23 Maret 2016

Cambuk Keberuntungan

Hasil gambar untuk cambuk

Cambuk Keberuntungan
Oleh : Joko Supriyanto
Apa yang ada dipikiran kalian ketika kalian melihat seekor sapi pembajak sawah yang dipukul oleh majikannya???
Sebagian dari kita pasti ada yang berpendapat bahwa majikannya tersebut kejam dan tidak memiliki perikehewanan. Ya,.. dulu saya juga beranggapan seperti itu. Tapi saat diperhatikan dengan seksama, saya sadar ternyata saya salah.  Karena alasan majikannya atau katakanlah petani tadi memukul sapi tersebut adalah agar sapi tadi tidak keluar dari jalur yang semestinya.
“aduh,... sakit,....” keluhan itulah yang pasti akan keluar dari mulut si sapi saat menerima cambukan dari majikannya, andai dia bisa bicara. Namun apa daya, ia hanya bisa mengatakan rasa sakitnya itu dalam bahasa sapi,.... “Mooooo,...”.
Dengan atau tanpa kita sadari, ternyata selama ini banyak dari kita yang bertingkah seperti sapi saat majikan kita yaitu Allah Subḥānahu wa Ta’āla ingin meluruskan jalan kita dari jalur yang telah Ia tetapkan.
Ketika kita diuji, diberi musibah atau bahkan di adzab didunia ini, kita sering menyalahkan Allah dan menuduhNya yang bukan-bukan. Padahal kalau kita tahu, sebenarnya yang dilakukan Allah itu adalah untuk mengembalikan kita pada jalan yang benar dan untuk menghapuskan dosa yang telah kita perbuat. Semua manusia pasti pernah melakukan dosa, tidak ada satu pun yang luput darinya.
Banyak dari kita yang mudah mengeluh saat semua hal tersebut atau sebagiannya menimpa diri kita. Kita tidak mau berpikir, apa hikmah atau maksud Allah memberikan hal tersebut kepada kita. Padahal jika kita mau berpikir, pasti kita akan mengucapkan “Alhamdulillah” atas segala musibah yang menimpa kita.
Bagaimana bisa seperti itu?? Coba kita pikirkan bersama-sama. Seandainya saat kita berada dijalur yang salah yang tidak sesuai dengan tuntunanNya (yang menunjukkan pada jalan kenikmatan), kemudian kita tidak diingtkan, maka kita tidak akan pernah sadar kalau kita telah salah jalur,m akibatnya kia akan semakin tersesat, tersesat, dan tidak tahu arah jalan pulang ke Syurga. Na’udzu billahi min dzālik,..
Dengan berpikir yang jernih, kita akan tahu bahwa saat kita diberi musibah berupa apapun oleh Allah Subḥānahu wa Ta’āla, sebenarnya saat itu pula Allah ingin mengingatkan kita kalau kita telah salah jalan, dan kita harus kembali ke jalan yang benar. Perlu kita ketahui, bahwa sebenarnya kita ini penduduk syurga, kita di dunia hanya berbelanja kebutuhan (amal) untuk kembali ke syurga kelak. Oleh karena itu Allah juga menunjukkan bagaimana cara kita berbelanja di tempat yang baik dan benar, serta menunjukkan harus lewat jalan mana agar bisa kembali ke rumah dengan cepat, yaitu dengan perantara Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa al-Salām. Oleh karena itu, kalau kita ingin selamat dari jebakan permainan dunia, dan ingin kembali ke rumah asal, maka daruslah kita mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa al-Salām.
Dengan menghidupkan sunnah Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa al-Salām, InsyaAllah kita akan selamat dari jebakan-jebakan tadi, dan kita bisa kembali ke rimah asal kita dengan selamat, yaitu Jannatu al-Na’īm.
Sekarang terserah kita, apakah kita mau seperti sapi yang selalu mengeluh saat menerima cambukan, atau kita ingin seperti manusia yang berakal? Semua tergantung kita, hidup adalah pilihan. Kalau seandainya ada diantara kita yang tidak selamat dari jebakan dunia, maka jangan salahkan takdir yang telah ditetapkan, karena Allah menetapkan takdir tersebut bukan karena Dia asal-asalan, melainkan Dia Maha Tahu perihal apa yang akan kita pilih nantinya. Jadi,.. pilihlah jalan yang benar, dan kembalilah ke rumah asalmu agar kamu bisa menikmati fasilitas yang telah disediakan di sana.

Kita telah dikaruniai akal untuk berpikir, jadi berpikirlah,.... jangan sia-siakan karunia tersebut. Dan mulai sekarang,.. “Stop Berkeluh Kesah, Ucapkan Alhamdulillah Saat Anda Menerima Musibah”. J

0 komentar:

Posting Komentar