Rabu, 23 Maret 2016

PENTINGNYA BERKOMUNIKASI


Hasil gambar untuk komunikasi


PENTINGNYA BERKOMUNIKASI

By : Jospy Enchover

Sahabatku yang dirahmati Allah,.....

Barang kali ada diantara kita yang punya orang tua tapi merasa seperti tidak punya orang tua, punya saudara tapi merasa tidak memilikinya, punya sahabat tapi merasa jauh darinya dan lain sebagainya. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga ada seorang suami atau istri yang memiliki pasangan tapi merasa tidak memilikinya. Rakyat juga merasa tidak ada pemimpin atau pemerintah yang mengurusnya, padahal sebenarnya mereka itu ada. Itulah efek yang akan muncul dari kurang adanya komunikasi antara pihak satu dengan pihak lain yang berhubungan.

Banyak orang tua yang pergi diwaktu fajar sebelum anaknya bangun dan pulang larut malam setelah anaknya tertidur sehingga tidak pernah terjadi komunikasi antara anak dan orang tua. Dengan demikian jangan salahkan anak kalau ia mempunyai watak yang lain yang entah dari mana ia mendapatkannya. Seorang Bos juga kebanyakan dari mereka mengabaikan bawahannya. Padahal kesuksesannya itu juga ada campur tangan dari bawahannya. Pemerintah juga kebanyakan tidak banyak bermusyawarah dengan rakyat sehingga rakyat merasa tidak ada yang mengurusinya.

Sahabatku yang dirahmati Allah,.....

Janganlah sampai kita menjadikan orang-orang disekitar kita menjadi layaknya seekor kucing yang selalu mendapatkan sisa dari apa yang kita punya. Usahakanlah sebisa mungkin untuk membuat diri kita menjadi bermanfaat bagi orang lain. Sehingga saat orang tersebut jauh dari kita, atau ditinggal kita (wafat), ia akan merindukan kita, rindu dengan kebaikan kita dan mereka juga akan selalu mengenang kebaikan kita, bukan keburukan kita. Bukankah itu termasuk salah satu tanda akhir yang husnul khatimah,..........?

Untuk menciptakan komunikasi yang baik, kita harus peduli dengan orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, maka kita akan hidup damai dilingkungan sekitar kita. Kita akan bisa merasakan kehadiran orang-orang yang ada di sekitar kita dan begitu pun sebaliknya. Hemmm,.. indah bukan? J

Dalam sebuah keluarga atau asrama, bisa dibilang baik kalau semua penghuni di dalamnya saling peduli dan mengasihi. Seorang pimpinan / Bos yang menjalin komunikasi baik dengan bawahannya, maka ia akan menjadi sosok yang disegani, dihormati dan selalu dirindukan. Pemerintah juga demikian, kalau sering menengok rakyat, rakyat pasti juga akan semakin hormat dan patuh dengan peraturan yang telah ditetapkan. Semua itu adalah hikmah dibalik terjalinnya komunikasi yang baik.

Namun demikian, menurut Ustadz Yusuf Mansur semua hal diatas masih bisa dibilang wajar dan biasa. Yang luar biasa menurut beliau adalah apabila kita juga bisa peduli dengan orang lain yang bukan siapa-siapa kita. Dengan memperdulikan orang lain, maka Allah akan semakin memperdulikan kita. Subhanallah,... J

Mengenai komunikasi yang baik, Allah telah memberi contoh dalam kalam sucinya di surah ash-Shaaffat ayat 102 mengenai dialog Nabi Ibrahim Khalîlullah dengan putranya Isma’il Alaihy as-Salam.

$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ  
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Dalam ayat tersebut tergambarkan bagaimana mesranya Nabi Ibrahim Khalîlullah ketika memanggil putranya Isma’il Alaihy as-Salam dengan sebutan “yâ bunayya – wahai anakku”. Padahal kita tahu bahwa saat itu Isma’il Alaihy as-Salam masih kanak-kanak, sedangkan Nabi Ibrahim Khalilullah, beliau merupakan penghulunya nabi, nabi yang agung. Subhanallah, meskipun demikian Nabi Ibrahim masih tetap mau mengajak Isma’il Alaihy as-Salam berdialog dalam menentukan langkah atau tindakan. Begitu pun dengan Isma’il Alaihy as-Salam, ia tak mau kalah mesra dalam memanggil ayahnya, yakni dengan sebutan “yâ abaty – wahai ayahku”.

Selain hal di atas yang telah dicontohkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah juga memberikan contoh lain melalui manusia paling mulia yang menjadi pilihanNya, yakni Rasulullah Shallallahu Alaihy wa Sallam.

Rasulullah Shallallahu Alaihy wa Sallam melalui sifat lemah lembut dan kasih sayang yang telah dikaruniakan Allah terhadap beliau, dikisahkan suatu hari tatkala Umar bin Abi Salamah masih kanak-kanak, Rasulullah pernah menasehatinya saat ia mau makan. Rasulullah Shallallahu Alaihy wa Sallam bersabda :

يَاغُلَامُ , سَمِّ اللَّهَ وَاكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَاكُلْ مِنْ مَا يَلِيْكَ
Wahai anak kecil, Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa yang dekat denganmu.

Subhanallah,............

Rasulullah Shallallahu Alaihy wa Sallam yang merupakan paling sempurna-sempurnanya makhluk bahkan sampai tidak bisa kita gambar kesempurnaannya, beliau dengan anak kecil bukan memanggil dengan sebutan “Hei” atau yang lainnya, tetapi beliau memanggil dengan kata yang sangat sopan, yakni “yâ ghulâm – wahai anak kecil”.

Mengenai filosofi hadis nabi di atas, Ustadz Yusuf Mansur menjelaskan bahwa dengan begitu Rasulullah Shallallahu Alaihy wa Sallam ingin mulai menanamkan tata krama sejak dini dan mengajarkan pula untuk tidak serakah. Dan dari hadist tersebut, nantinya bisa dikembangkan bukan Cuma Sammillaha dalam urusan makan, tapi juga Sammillaha dalam semua urusan, baik urusan kecil atau pun besar.

Sahabatku yang dirahmat Allah,....

Dengan adanya komunikasi yang baik, InsyaAllah kita juga akan mudah mengajak mereka untuk melakukan kebaikan. Kita akan punya peluang untuk mengolah lahan kebaikan yang nantinya bisa berbuah pahala.

Pesan Ustadz Yusuf Mansur, kalau kita mau merubah orang lain menjadi orang yang baik maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan merubah kita menjadi baik pula. Kalau kita mau mendekatkan orang lain kepada Allah, maka Allah juga akan semakin mendekat pada kita.

Tak terbayangkan bukan, ketika kita bisa dekat dengan pemegang kunci dunia? Pastilah hidup kita akan tenang, damai, aman, dan sejahtera, serta apa yang kita inginkan, di situ ada peluang lebar untuk bisa terkabul.


Semoga bermanfaat,........ J

0 komentar:

Posting Komentar