Jumat, 02 Januari 2015

Jangan Marah



Jangan Marah

Banyak korban akibat kemarahan kita. Bukan cuma orang yang membuat kita marah saja yang menjadi korban, tapi bisa juga orang-orang yang ada di sekitar kita yang tidak bersalah.

Saat keluarga tidak bisa mengontrol emosinya, saat orang lain banyak yang merindukan jodohnya, ia malah bercerai. Seorang bintang di lapangan bola saat ia tidak bisa mengontrol emosinya, kemudian ia menyesal saat akhirnya ia dikeluarkan dari lapangan. Juga seorang ibu yang saat ia tidak bisa mengendalikan emosi terhadap anaknya hingga keluar sumpah serapahnya, kemudian saat itu terjadi semua, ia baru akan menyesal.

Kemarahan bukanlah hal bisa menyelesaikan masalah, melainkan ia malah akan menambah masalah baru. Kemarahan itu membuang tenaga dengan sia-sia dan tidak berfaidah.

Saudaraku yang dirahmati Allah,...

Janganlah mudah marah. Contohlah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yang merupakan teladan teraik dalam kehidupa kita.

Ada sebuah cerita tatkala Abu Bakar Radliyallahu ‘Anhu mendatangi putrinya ‘Aisyah yang juga merupakan Ummul Mukminin, beliau bertanya : “ Wahai putriku,.. Adakah satu amal yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam tatkala masih hidup dan belum aku amalkan?”. ‘Aisyah Radliyallahu ‘Anha menjawab : “Wahai ayahku, Engkau adalah teladan yang baik. Engkau telah melakukan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam”. Merasa tidak puas dengan jawaban putrinya, Abu Bakar meminta putrinya untuk mencoba mengingat-ingat kembali akan adakah amalan Rasul yang belum ia lakukan. Kemudian putrinya menjawab : “Baik, barang kali memang ada amal Rasul yang belum engkau lakukan wahai ayahku, yaitu ada seorang yahudi tua yang matanya buta yang ia senantiasa mencaci dan memaki Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam namun Rasulullah senantiasa baik kepadanya dan menyuapinya bubur di setiap harinya”. Abu Bakar bertanya : “Apakah Rasulullah tahu bahwa yahudi tua itu matanya buta?” Jawab ‘Aisyah : “Iya, Rasulullah mengetahuinya”. Baik, tetap buatkan bubur untuk bisa aku menyuapinya, kata Abu Bakar Radliyallahu ‘Anhu.

Akhirnya abu bakar mendatangi yahudi tua terebut dan menyuapinya. Saat Abu Bakar memberikan suapanya yang pertama, kemudian yahudi tua itu bertanya : “Siapakah engkau?”. Abu Bakar diam dan tetap menyupinya. Dikisahkan tatkala sampai pada suapan yang ketiga, yahudi tua tadi menolak suapan Abu Bakar yang ketiga dan bertanya, “Siapakah engkau. Engkau berbeda dengan orang yang biasa menyuapiku.” Abu Bakar baru menjawab : “Wahai pak tua, Rasulullah lah yang selama ini menyuapi kamu, dan sekarang Rasulullah telah tiada”. Yahudi tua tadi kemudian menangis dan memeluk Abu Bakar dengan mengucapkan syahadat. Ia masuk Islam karena mendapat hidayah dari Allah melalui sikap Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yang mudah memaafkan, lemah lembut dan penuh dengan kasih sayang. Subhanallah,........

Saudaraku yang dirahmati Allah,.....
                
Janganlah kita mudah marah. Saat kita ditipu, difitnah, dicaci, dimaki dan dimarahi, ikhlaskan saja semua itu karena sesungguhnya dari peristiwa itu, kita lah yang sebenarnya beruntung bukan orang yang menipu kita atau yang lain.

Cobalah saat kita ditipu, difitnah, dicaci, dimaki dan dimarahi, kita mengikhlaskanya. Kita yang pertama meminta maaf dan malahan kita berterimakasih kepada orang yang medzolimi kita itu.

Saat kita ditipu uang Rp. 20 juta atau lebih, kalau kita bisa mengikhlaskannya, maka uang kita itu akan bertambah menjadi dua kali lipat. Dalam salah satu buku yang ditulis oleh Ustadz Yusuf Mansur yang berjudul “Cara Hebat Buat Melipatgandakan Rizki”, beliau menyebutkan salah satu caranya yaitu dengan kita mengikhlaskan harta saat kita ditipu oleh orang lain.

Dengan kita bisa menerima apa yang dilakukan orang lain terhadap kita, meski kita dibuat dalam derajat paling rendah menurut mereka, jangan khawatir kalau bisa ikhlas dan menerimanya maka Allah lah yang nantinya akan meninggikan derajat kita.

Ustadz Yusuf Mansur pernah bercerita bahwa pada tahun 2004 tatkala diri beliau dibebani orang lain dengan hutang Rp. 400 juta, yang padahal beliau tidak tahu itu hutang apa, namun beliau mengikhlaskan semua itu dan memasrahkan urusan tersebut hanya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian buah dari sikap beliau tersebut hutang itu ijadikan lunas oleh Allah di tahun 2006. Dan kini seperti yang kita tahu, beliau telah menjadi seorang Guru yang kalam beliau begitu asyik didengar, bisa mengetuk hati dan menyadarkan kita.

Saudaraku yang dirahmati Allah,...

Rasulullah telah mengingatkan kita dengan kalamnya yang mulia.

لَيْسَ الشَدِيْدُ بِالصُّرَاعَةِ , اِنَّمَا الشَدِيْدُ الذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبْ

“Orang yang kuat bukanlah seorang pegulat, melainkan orang yang kuat ialah orang yang mampu menguasai dirinya saat ia marah.”

Saat kita dicaci maki orang lain tanpa tahu alasannya, orang yang peduli dengan kita bisanya akan mengatakan, “Biarkan saja, nanti Allah yang akan membalasnya.” Ucapan seperti ini sangat familiar di telinga kita, dan ini memang benar serta ada hadistnya.

Pada suatu hari tatkala Abu Bakar sedang dicaci maki oleh seorang yahudi, Rasulullah yang berada di samping Abu Bakar hanya melihat dan diam saja. Perlu kita ketahui, Rasulullah diam buka karena Rasulullah tidak mampu membantu Abu Bakar, karena seandainya Rasulullah mau, beliau bisa memanggil Jibril sebentar kemuan yahudi itu pasti akan hancur. Rasullah diam tentunya ada kebaikan di sana. Rasulullah terus melihat Abu Bakar yang diam dengan caci dan makian yahudi itu. Namun karena mungkin kata-kata yahudi itu sudah di luar batas, akhirnya Abu Bakar membalas caci makinya. Melihat hal demikian Rasulullah langsung pergi.
Melihat Rasul pergi, Abu Bakar mengejar dan bertanya : “ Mengapa engkau pergi ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah bersabda :

(يَا اَبَا بَكْرٍ) عِنْدَمَا يَشْتِمُكَ الرَّجُلُ كَانَ هُنَاكَ مَلَكٌ يُدَافِعُ عَنْكَ وَ عِنْدَمَا دَافَعْتَ عَنْ نَفْسِكَ فَذَهَبَ المَلَكُ فَذَهَبْتُ أَنَا

“Wahai Abu Bakar, tatkala seorang laki-laki dicaci maki, maka di sampingnya ada malaikat-malaikat yang mendo’akannya, dan ketika ia membalas caci makian itu, maka pergilah malaikat-malaikat itu, maka aku pun juga pergi.”

Saudaraku, hadist ini memang konteksnya untuk laki-laki, namun bukan berarti mengecualikan yang perempuan. Mungkin karena perempuan lebih lemah dari laki-laki, bisa saja malaikat yang mendo’akannya bertambah menjadi banyak. InsyaAllah.

Mari kita latih diri kita dengan banyak mengikhlaskan apa yang menimpa diri kita. Kita kembalikan semua urusan kita pada Allah yang merukan paling baik-baiknya tempat kembali. Allah itu Maha Pemurah, Maha Baik dan Maha Pengertian. Meskipun kita yang membuat masalah, Allah tetap berkenan untuk menyelesaikannya asal kita mau datang kepadaNya.

Saudaraku yang dirahmati Allah,....

Janganlah kita mudah mengeluh atas peristiwa yang menimpa kita. Tidakkah kita malu dengan do’a kita. Kita sering berdo’a untuk dijadikan termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar, dan kita berdo’a untuk diberikan derajat yang tinggi, namun ketika Allah hendak mengabulkan do’a kita melalui ujian dan cobaan yang diberikanNya, kita malah bilang ampun dan menyerah, mengaku tidak kuat lagi untuk menghadapi ujian tersebut.

Saudaraku yang dirahmati Allah,...

Semoga dengan memahami pelajaran ini, kita dijadikanNya termasuk orang-orang yang benar-benar sabar. Bukan sabar dalam lisan saja, namun juga sabar dalam hati nurani kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberikan kita derajat yang mulia di sisiNya, memasukkan kita dalam golongan orang-orang salih yang dicintaiNya. Amiiin,.. Amiiin,... Yaa Robbal ‘Alamiin,...  

tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムÎû Ïä!#§Žœ£9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÌÍÈ  

“Orang-orang yang bertaqwa ialah mereka yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” Qs. Ali Imran : 134.



~¤Doa Ustadz Yusuf ¤~

Yaa Rabb,.. Engkau dan RasulMu mencontohkan bahwa Engkau adalah Maha Pemurah akan maaf dan ampunan. Betapa kami yang menyakitiMu dan menyakiti RasulMu, membawa dosa kepadaMu, tapi Engkau masih menurunkan karunia dan nikmatMu untuk kami. Engkau bahkan mengatakan kepada siapa saja yang berdosa untuk datang kepadaMu meski dengan membawa dosa sebesar gunung atau pun sebanyak buih di lautan, maka Engkau akan memberi ampunan dua kali lipat dari dosa yang dibawanya.

Yaa Rabb,... hamba adalah makhlik yang lemah. Berikanlah kekuatan pada kami untuk supaya kami bisa menahan amarah kami, nafsu kami, dan syahwat kami.

Yaa Rabb,.... Ampuni kami,....

Rabbanâ Âtina fî ad-Dunya hasanah, wa fî al-Âkhirati hasanah, waqinâ adzâb an-Nâr
Wa Shollallahu ‘Alâ Sayyidinâ Muhammad wa ‘Alâ Âli Sayyidinâ Muhammad
wa al-Hamdu lillâhi rabbil âlamînn,...

1 komentar:

  1. Terima kasih....baca artikel di atas membuat saya mengerti arti ikhlas, karena saat ini kami lagi kena tipu oleh seseorang.

    BalasHapus