Jangan Marah
Banyak
korban akibat kemarahan kita. Bukan cuma orang yang membuat kita marah saja
yang menjadi korban, tapi bisa juga orang-orang yang ada di sekitar kita yang
tidak bersalah.
Saat
keluarga tidak bisa mengontrol emosinya, saat orang lain banyak yang merindukan
jodohnya, ia malah bercerai. Seorang bintang di lapangan bola saat ia tidak
bisa mengontrol emosinya, kemudian ia menyesal saat akhirnya ia dikeluarkan
dari lapangan. Juga seorang ibu yang saat ia tidak bisa mengendalikan emosi
terhadap anaknya hingga keluar sumpah serapahnya, kemudian saat itu terjadi
semua, ia baru akan menyesal.
Kemarahan
bukanlah hal bisa menyelesaikan masalah, melainkan ia malah akan menambah
masalah baru. Kemarahan itu membuang tenaga dengan sia-sia dan tidak berfaidah.
Saudaraku
yang dirahmati Allah,...
Janganlah
mudah marah. Contohlah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yang
merupakan teladan teraik dalam kehidupa kita.
Ada
sebuah cerita tatkala Abu Bakar Radliyallahu ‘Anhu mendatangi putrinya
‘Aisyah yang juga merupakan Ummul Mukminin, beliau bertanya : “ Wahai
putriku,.. Adakah satu amal yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa
Sallam tatkala masih hidup dan belum aku amalkan?”. ‘Aisyah Radliyallahu
‘Anha menjawab : “Wahai ayahku, Engkau adalah teladan yang baik. Engkau
telah melakukan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi
wa Sallam”. Merasa tidak puas dengan jawaban putrinya, Abu Bakar meminta
putrinya untuk mencoba mengingat-ingat kembali akan adakah amalan Rasul yang
belum ia lakukan. Kemudian putrinya menjawab : “Baik, barang kali memang ada
amal Rasul yang belum engkau lakukan wahai ayahku, yaitu ada seorang yahudi tua
yang matanya buta yang ia senantiasa mencaci dan memaki Rasulullah Shallallahu
‘Alayhi wa Sallam namun Rasulullah senantiasa baik kepadanya dan
menyuapinya bubur di setiap harinya”. Abu Bakar bertanya : “Apakah Rasulullah
tahu bahwa yahudi tua itu matanya buta?” Jawab ‘Aisyah : “Iya, Rasulullah
mengetahuinya”. Baik, tetap buatkan bubur untuk bisa aku menyuapinya, kata Abu
Bakar Radliyallahu ‘Anhu.
Akhirnya
abu bakar mendatangi yahudi tua terebut dan menyuapinya. Saat Abu Bakar
memberikan suapanya yang pertama, kemudian yahudi tua itu bertanya : “Siapakah
engkau?”. Abu Bakar diam dan tetap menyupinya. Dikisahkan tatkala sampai pada
suapan yang ketiga, yahudi tua tadi menolak suapan Abu Bakar yang ketiga dan
bertanya, “Siapakah engkau. Engkau berbeda dengan orang yang biasa menyuapiku.”
Abu Bakar baru menjawab : “Wahai pak tua, Rasulullah lah yang selama ini
menyuapi kamu, dan sekarang Rasulullah telah tiada”. Yahudi tua tadi kemudian
menangis dan memeluk Abu Bakar dengan mengucapkan syahadat. Ia masuk Islam
karena mendapat hidayah dari Allah melalui sikap Rasulullah Shallallahu
‘Alayhi wa Sallam yang mudah memaafkan, lemah lembut dan penuh dengan kasih
sayang. Subhanallah,........
Saudaraku
yang dirahmati Allah,.....
Janganlah
kita mudah marah. Saat kita ditipu, difitnah, dicaci, dimaki dan dimarahi,
ikhlaskan saja semua itu karena sesungguhnya dari peristiwa itu, kita lah yang
sebenarnya beruntung bukan orang yang menipu kita atau yang lain.
Cobalah
saat kita ditipu, difitnah, dicaci, dimaki dan dimarahi, kita mengikhlaskanya.
Kita yang pertama meminta maaf dan malahan kita berterimakasih kepada orang
yang medzolimi kita itu.
Saat
kita ditipu uang Rp. 20 juta atau lebih, kalau kita bisa mengikhlaskannya, maka
uang kita itu akan bertambah menjadi dua kali lipat. Dalam salah satu buku yang
ditulis oleh Ustadz Yusuf Mansur yang berjudul “Cara Hebat Buat Melipatgandakan
Rizki”, beliau menyebutkan salah satu caranya yaitu dengan kita mengikhlaskan
harta saat kita ditipu oleh orang lain.
Dengan
kita bisa menerima apa yang dilakukan orang lain terhadap kita, meski kita
dibuat dalam derajat paling rendah menurut mereka, jangan khawatir kalau bisa
ikhlas dan menerimanya maka Allah lah yang nantinya akan meninggikan derajat
kita.
Ustadz
Yusuf Mansur pernah bercerita bahwa pada tahun 2004 tatkala diri beliau
dibebani orang lain dengan hutang Rp. 400 juta, yang padahal beliau tidak tahu
itu hutang apa, namun beliau mengikhlaskan semua itu dan memasrahkan urusan
tersebut hanya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian buah dari sikap
beliau tersebut hutang itu ijadikan lunas oleh Allah di tahun 2006. Dan kini
seperti yang kita tahu, beliau telah menjadi seorang Guru yang kalam beliau
begitu asyik didengar, bisa mengetuk hati dan menyadarkan kita.
Saudaraku
yang dirahmati Allah,...
Rasulullah
telah mengingatkan kita dengan kalamnya yang mulia.
لَيْسَ
الشَدِيْدُ بِالصُّرَاعَةِ , اِنَّمَا الشَدِيْدُ الذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ
الغَضَبْ
“Orang yang kuat bukanlah
seorang pegulat, melainkan orang yang kuat ialah orang yang mampu menguasai
dirinya saat ia marah.”
Saat kita dicaci maki orang lain tanpa tahu alasannya, orang yang
peduli dengan kita bisanya akan mengatakan, “Biarkan saja, nanti Allah yang
akan membalasnya.” Ucapan seperti ini sangat familiar di telinga kita, dan ini
memang benar serta ada hadistnya.
Pada suatu hari tatkala Abu Bakar sedang dicaci maki oleh seorang
yahudi, Rasulullah yang berada di samping Abu Bakar hanya melihat dan diam
saja. Perlu kita ketahui, Rasulullah diam buka karena Rasulullah tidak mampu
membantu Abu Bakar, karena seandainya Rasulullah mau, beliau bisa memanggil
Jibril sebentar kemuan yahudi itu pasti akan hancur. Rasullah diam tentunya ada
kebaikan di sana. Rasulullah terus melihat Abu Bakar yang diam dengan caci dan
makian yahudi itu. Namun karena mungkin kata-kata yahudi itu sudah di luar
batas, akhirnya Abu Bakar membalas caci makinya. Melihat hal demikian Rasulullah
langsung pergi.
Melihat Rasul pergi, Abu Bakar mengejar dan bertanya : “ Mengapa
engkau pergi ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah bersabda :
(يَا اَبَا بَكْرٍ)
عِنْدَمَا يَشْتِمُكَ الرَّجُلُ كَانَ هُنَاكَ مَلَكٌ يُدَافِعُ عَنْكَ وَ
عِنْدَمَا دَافَعْتَ عَنْ نَفْسِكَ فَذَهَبَ المَلَكُ فَذَهَبْتُ أَنَا
“Wahai Abu Bakar, tatkala
seorang laki-laki dicaci maki, maka di sampingnya ada malaikat-malaikat yang
mendo’akannya, dan ketika ia membalas caci makian itu, maka pergilah
malaikat-malaikat itu, maka aku pun juga pergi.”
Saudaraku, hadist ini memang konteksnya untuk laki-laki, namun
bukan berarti mengecualikan yang perempuan. Mungkin karena perempuan lebih
lemah dari laki-laki, bisa saja malaikat yang mendo’akannya bertambah menjadi
banyak. InsyaAllah.
Mari kita latih diri kita dengan banyak mengikhlaskan apa yang
menimpa diri kita. Kita kembalikan semua urusan kita pada Allah yang merukan
paling baik-baiknya tempat kembali. Allah itu Maha Pemurah, Maha Baik dan Maha
Pengertian. Meskipun kita yang membuat masalah, Allah tetap berkenan untuk
menyelesaikannya asal kita mau datang kepadaNya.
Saudaraku yang dirahmati Allah,....
Janganlah kita mudah mengeluh atas peristiwa yang menimpa kita.
Tidakkah kita malu dengan do’a kita. Kita sering berdo’a untuk dijadikan
termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar, dan kita berdo’a untuk
diberikan derajat yang tinggi, namun ketika Allah hendak mengabulkan do’a kita
melalui ujian dan cobaan yang diberikanNya, kita malah bilang ampun dan
menyerah, mengaku tidak kuat lagi untuk menghadapi ujian tersebut.
Saudaraku yang dirahmati Allah,...
Semoga dengan memahami pelajaran ini, kita dijadikanNya termasuk
orang-orang yang benar-benar sabar. Bukan sabar dalam lisan saja, namun juga
sabar dalam hati nurani kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala juga
memberikan kita derajat yang mulia di sisiNya, memasukkan kita dalam golongan
orang-orang salih yang dicintaiNya. Amiiin,.. Amiiin,... Yaa Robbal
‘Alamiin,...
tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZã Îû Ïä!#§£9$# Ïä!#§Ø9$#ur tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä úüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÌÍÈ
“Orang-orang yang bertaqwa ialah
mereka yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai
orang yang berbuat kebaikan.”
Qs. Ali Imran : 134.
~¤Doa Ustadz Yusuf ¤~
Yaa Rabb,..
Engkau dan RasulMu mencontohkan bahwa Engkau adalah Maha Pemurah akan maaf dan
ampunan. Betapa kami yang menyakitiMu dan menyakiti RasulMu, membawa dosa
kepadaMu, tapi Engkau masih menurunkan karunia dan nikmatMu untuk kami. Engkau
bahkan mengatakan kepada siapa saja yang berdosa untuk datang kepadaMu meski
dengan membawa dosa sebesar gunung atau pun sebanyak buih di lautan, maka
Engkau akan memberi ampunan dua kali lipat dari dosa yang dibawanya.
Yaa Rabb,...
hamba adalah makhlik yang lemah. Berikanlah kekuatan pada kami untuk supaya
kami bisa menahan amarah kami, nafsu kami, dan syahwat kami.
Yaa Rabb,....
Ampuni kami,....
Rabbanâ Âtina
fî ad-Dunya hasanah, wa fî al-Âkhirati hasanah, waqinâ adzâb an-Nâr
Wa Shollallahu
‘Alâ Sayyidinâ Muhammad wa ‘Alâ Âli Sayyidinâ Muhammad
wa al-Hamdu
lillâhi rabbil âlamînn,...
Terima kasih....baca artikel di atas membuat saya mengerti arti ikhlas, karena saat ini kami lagi kena tipu oleh seseorang.
BalasHapus